sajak rayungan

yang kuinginkan bukan cintamu
tapi aku mencinta cintamu

yang kuinginkan bukan senyummu
tapi aku bersenyum untuk senyummu

yang kuimpikan bukan kemauanmu
tapi mauku pada kemauanmu

yang kuharap bukan niatmu
tapi inginku memilikimu

memaksa cinta terlahir karena adamu
memaksa hati memberi ruang adamu
menghidupi cintamu dalam cintaku
menghidupi hari-hari bersamamu

yang kulangkahi adalah segugus waktu
ketika kamu bercerita tentang cintamu


bandung 13/09/01
mj

 

OMBAK

ombak adalah ketika angin bersorak merayakan hidup
nelayan dalam perahu mengambang berlayar

ombak adalah sapaan semesta samudra
setia bersama gugusan waktu
menjalin bumi jadi satu

ombak adalah siulan seruling langit
jatuh memantul ke bumi
mencipta buih
mencipta putih

mari sedikit ke tengah,
biarkan ia memeluk tubuh lelah
dan pasrah dalam buaian riak

ah..
bawa aku ke pantai
ketika mata enggan terjaga

mj
07.09.01


memandang langit

memandang langit adalah menatap batas mata
memandang langit adalah menatap batas asa

jauh adalah jarak terengkuh
biru adalah warna ketiadaan
segala batas yang hilang

memandang langit adalah menatap biru ketiadaan
ketika segala terjebak di kebisuan

4 feb 04

TENTANG SEPI

sepi sering dicipta dari riuh
menghadirkan gelak terbawa jauh
mengiang di bibir hening
sempurnakan bunyi memantul di tebing

sepi sering dicipta dari lelah
dan lelap yang tersisa terbawa jauh
bergulir bersama malam
dalam diam

sepi sering hadir dalam keramaian hari
manakala hati tak hadir di sana:
ia terbang melanglang ruang
menuju sepi di belahan hari lain

sepi adalah ketika langit riuh
dalam gumam doa:
bahwa ketiadaan adalah segalanya

3 maret 04

sering

sering kuhiasi hati dengan lagu dan rindu tentangmu
sering kulukisi hari dengan warna dan garis tentangmu
lihat!
tiap sisinya semburatkan cahaya
tiap sudutnya lambungkan sinar gemerlap

sering kuukir langit dengan orkestra semesta raya
burung melintas,
mega semarak warna
gemuruh badai
sempurnakan setiap langkahku
kepadamu

sering kuyakini bahwa setiap hari berpihak kepadaku
seperti pernah dalam sajak-sajak dahulu

sering kutorehkan luka atasmu di sini
dalam khusyuku menikmati itu

sering kuhitung langkah ke arahmu
selalu tidak pernah genap
(barangkali memang seharusnya aku berhenti
dan membiarkan, lagi, matahari melintas di atas)

bdg 07.09.01

 

sajak tentangmu

Telah kutuliskan sajak tentangmu
Semesta kata terurai bersama rasa

Kulihat kamu disana jadi hiasan
segala denting daun tua jatuh
tanah merah basah usai hujan

di atasnya langkah kecil tampak tertatih
menujumu

telah kutuliskan sajak tentangmu
meski kamu tak hendak diam
ada di setiap butiran waktu
dan serpihan ruang

11.06.04

back
next