Judul : Dong Mu
Penulis : Jamal
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : September 2007
Tebal : 240 hlm ; 20 cm
5 Juli 2006, Korea Utara meluncurkan tujuh rudal
percobaan. Rudal itu jatuh di perairan antara laut
Jepang dan Semenanjung
Eero Heiskanen , kepala Departemen of Safeguards IAEA menugasi Herman,
satu-satunya staff IAEA asal Indonesia yang bekerja di departemen tersebut
untuk berangkat ke Korea guna menyelidiki ada tidaknya hulu ledak nuklir yang
terpasang di rudal percobaan tersebut.
Di Seoul Herman bergabung dengan Kang Jin Sob,
counterpart-nya di Korea Atomic Research. Ia juga bertemu dengan kawan
lamanya, Prof Rukayadi – mikrobiolog
Tanpa diduga Kim menginginkan Herman sebagai mediatornya.
Karena menyangkut warga negara Amerika maka markas tentara Amerika di
Belum lagi operasi yang dipimpin Mayor Synder menjalankan
tugasnya, tiba-tiba pihak Pentagon membatalkan rencana operasi tersebut.
Pentagon memiliki rencana lain, mereka menginginkan
operasi militer besar-besaran dari wilayah Korea Selatan untuk membebaskan
Sebuah ide gila tiba-tiba muncul di benak Prof Rukayadi.
Ia mengusulkan untuk menyusup secara diam-diam ke
Korut dan membebaskan Robert Campbell mendahului operasi militer Amerika. Jika mereka berhasil membebaskan
Ide gila ini akhirnya dilaksanakan, Herman, Prof Rukayadi, Kang Jin Sob,
Park Yong Chul menyusup ke wilayah Korut dengan
membawa 25 kg uranium (setengah dari yang dituntut si penculik). Petualangan yang benar-benar berbahaya. Diantara
keempat orang ini hanya Park Yong Chul yang
berlatar belakang militer dan mahir menggunakan senjata, sementara yang lainnya
hanya bermodalkan tekad dan keberanian semata.
Kisah diatas adalah inti cerita dari Dong Mu , novel ke 5 dari novelis
produktif – Jamal - , karya-karya sebelumnya yang telah diterbitkan adalah
Lousiana-Lousiana (Grasindo,2003), Rakkaustarina (Grasindo,2004), Fetussaga
(Grasindo, 2005), Epigram (Gramedia, 2006), dan yang akan segera terbit, novel
ke 6-nya yang berjudul : Darul (Bentang Pustaka).
Jamal yang kerap mengambil setting luar negeri di tiap
novel-novelnya kini mengajak pembacanya berkelana ke negeri ginseng
Seperti halnya tokoh Herman, dan kawan-kawannya dalam novelnya ini yang
nekad melakukan misi berbahaya, Jamal yang dalam kesehariannya mengajar sebagai
dosen desain interior di sebuah univeritas swasta di
Selain ceritanya yang seru, novel ini banyak menyajikan
dialog-dialog yang menambah wawasan pembacanya dalam
hal nuklir. Salah satu keistimewaan jamal dalam novel-novelnya
adalah menyajikan materi-materi yang tampaknya berat menjadi ringan karena
dikemas dalam bentuk dialog antar tokoh-tokohnya. Demikian pula dalam Dong Mu,
semua yang ingin disampaikan jamal pada pembacanya dikemas dalam dialog yang
ringan dan mudah dipahami.
Dong Mu sendiri adalah frasa dalam bahasa
Salah satu yang menarik dalam novel ini adalah materi
tentang kebijakan nuklir, baik kebijakan di negara-negara maju pemilik senjata
nuklir, juga kebijakan nuklir di negara-negara
berkembang termasuk
Pembangunan reaktor nuklir di negara berkembang jika
dimanfaatkan untuk tujuan pembangunan memang sangat bermanfaat, namun energi
nuklir juga memiliki resiko yang besar jika dikelola dengan serampangan.
Untuk itu melalui tokoh Herman dalam makalahnya yang disampaikannya di
Konferensi Energi Nulir di Wina
Disinggung pula bahwa negara-negara berkembang yang tidak memiliki energi
minyak sangat layak menerima bantuan dan kesempatan dalam mengurangi
ketergantungan kepada minyak, dengan demikian utang mereka akan
berkurang, dan itu artinya kemakmuran bangsa dan neraga miskin dapat diraih.
(hal 53).
Selain tentang kebijakan nuklir dan manfaat pembangunan nuklir di
negara-negara berkembang, novel ini mengungkap pula soal diplomasi nuklir,
pertikaian politik tingkat dunia sehubungan dengan ambisi pengembangan nuklir,
pasar uranium gelap, peta rudal-rudal yang dimiliki Korut, lanskap daerah
perbatasan korea utara dan selatan, kritik terhadap kebijakan politik Amerika,
dll. Dan yang tak kalah menarik adalah kisah petualangan
Herman dan kawan-kawannya menyusup ke Korea Utara. Dalam
hal ini jamal menyajikannya dengan seru, lengkap dengan kejutan-kejutan di
akhir cerita seperti novel2 spionase umumnya.
Kehadiran tokoh Prof. Rukayadi sebagai sahabat Herman yang bekerja sebagai
mikrobiolog juga turut menyemarakkan novel ini, selain sedikit disinggung soal
penelitian kandungan berbagai tanaman indonesia yang digunakan sebagai jamu ,
Prof Rukayadi dengan keahliannya sebagai mikrobiolog juga turut berperan
penting dalam operasi penyelamatan Robert Campbell.
Hanya saja awal keterlibatan Porf Rukayadi dalam operasi
ini terlihat sedikit dipaksakan. Saat Herman dijemput
oleh pihak militer Amerika untuk dibawa ke Yongsan, Herman mendesak agar Prof
Rukayadi ikut menemaninya. Hal ini langsung disetujui
oleh orang yang menjemput Herman tanpa berkonsultasi dengan atasannya. Sungguh tindakan yang ceroboh bagi sebuah operasi intelejen.
Padahal untuk operasi rahasia yang melibatkan CIA, Amerika, dan militer Korea
Selatan, rasanya tak mungkin dapat dengan begitu saja melibatkan orang seperti
Prof Rukayadi yang jelas-jelas kehaliannya berbeda dengan operasi
ini. Namun untunglah kejanggalan ini kelak tertutupi oleh
peran penting Prof Rukayadi dalam menjalankan operasi ini.
Satu lagi yang mungkin terasa kurang digali dalam novel
ini adalah dampak lingkungan akibat kebocoran reaktor nuklir dan senjata
nuklir. Tampaknya novel ini lebih condong ke arah
politik dibanding ke dampak lingkungannya. Jika saja Jamal memberikan deskripsi yang agak detail untuk kerusakan lingkungan
akibat kebocoran reaktor nuklir dan dampak lingkungan jika sebuah negara
melakukan uji coba rudal berhulu ledak nuklir, tentunya novel ini akan semakin
lengkap, sehingga pembaca tidak hanya mengetahui soal kebijakan dan pertikaian
nuklir tapi mengetahui juga akibat bagi lingkungan yang rusak dari pemanfaatan
energi nuklir yang salah.
Di novel kelimanya ini juga, tampaknya Jamal meninggalkan
ciri khasnya di keempat novel terdahulunya. Biasanya
Jamal selalu menyelipkan unsur-unsur desain bangunan atau produk dalam tiap
novelnya. Di novel Dong Mu, ciri khas
Jamal ini tak muncul, padahal ada yang sedikit bisa diangkat seperti desain
lokal/tradisional di korea seperti istana, atau mungkin bangunan-bangunan
modern yang terdapat di korea dll.
Terlepas dari kekurangan diatas, novel ini secara umum sangat bermanfaat
dalam memperluas cakrawala berpikir pembacanya dalam hal kebijakan nuklir . Selain itu melalui tokoh utama dalam novel ini,
yaitu Herman sebagai lulusan Fisika Kuantum di Universitas
Tokoh Herman dan Prof Rukayadi bukanlah tokoh fikif,
mereka benar-benar tokoh riil yang ‘dipinjam’ Jamal untuk menghidupkan novelnya
ini. Herman adalah karakter dari Suhermanto Duliman
yang kini bekerja di Nuclear Safeguards Inspector International Atomic Energy
Agency (IAEA) di Wina
Apa yang diangkat oleh Jamal dalam novelnya kali
ini, baik soal nuklir dan kiprah manusia
salam,
h_tanzil
http://bukuygkubaca.blogspot.com